Prodi SAP Sukses Gelar Seminar Online Pranatamangsa, Soroti Relevansi Astronomi Lokal untuk Masa Depan Iklim
Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Institut Teknologi Sumatera (Itera), berhasil menyelenggarakan Seminar Online ke-4 dengan tema “Pranatamangsa: Menjembatani Kearifan Astronomi Lokal untuk Masa Depan Iklim yang Berkelanjutan”. Acara yang berlangsung pada Jumat, 11 Oktober 2024, ini berhasil menarik minat peserta dari berbagai kalangan untuk mendalami peran penting astronomi tradisional dalam menghadapi tantangan iklim saat ini.
Seminar yang dimoderatori oleh Achmad Zainur Rozzykin, dosen Prodi SAP, menghadirkan narasumber tunggal, Dr. Judistira Aria Utama dari FPMIPA UPI. Dalam paparannya, Dr. Judistira menjelaskan secara mendalam bagaimana konsep pranatamangsa, sebuah sistem pengaturan musim berdasarkan pengamatan langit, telah menjadi pedoman bagi masyarakat Jawa dalam menjalankan aktivitas pertanian selama berabad-abad.
“Pranatamangsa mengajarkan kita tentang pentingnya hidup selaras dengan alam. Dengan memahami siklus alam yang tergambar dalam pergerakan benda langit, kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” ujar Dr. Judistira.
Seminar ini juga menyoroti relevansi pranatamangsa dalam konteks perubahan iklim saat ini. Peserta diajak untuk melihat bagaimana pengetahuan astronomi tradisional dapat diintegrasikan dengan teknologi modern untuk menghasilkan solusi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan pangan dan lingkungan.
“Dengan menggabungkan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan modern, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim,” tambah Dr. Judistira.
Poin-poin penting yang dibahas dalam seminar ini antara lain bahwa astronomi bukan hanya sekadar ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya dan kehidupan masyarakat. Konsep pranatamangsa telah menjadi panduan bagi petani Jawa dalam menentukan waktu tanam, panen, dan berbagai aktivitas pertanian lainnya. Terungkap juga bahwa varian lain Pranatamangsa dapat ditemukan pada suku lain di Indonesia, seperti Sunda, Bali, dan Batak. Meskipun zaman telah berubah, prinsip-prinsip yang terkandung dalam pranatamangsa masih sangat relevan dalam konteks pertanian modern. Seminar ini mendorong pentingnya menggabungkan pengetahuan astronomi tradisional dengan teknologi modern untuk menciptakan solusi yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan menempatkan diri bukan hanya sebagai pewaris melainkan juga pengembang Neo-Pranatamangsa yang disesuaikan dengan iklim saat ini. Dengan ini, Pranatamangsa bisa lestari tidak hanya sebagai nostalgia belaka tetapi juga solusi pada krisis iklim yang kita hadapi.






Seminar Online ke-4 ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya pelestarian dan pengembangan kearifan lokal, khususnya dalam bidang pertanian. Dengan memahami dan menghargai warisan budaya leluhur, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. Seminar ini telah berhasil menyoroti pentingnya mengintegrasikan pengetahuan astronomi tradisional dengan ilmu pengetahuan modern dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian perayaan Pekan Antariksa Dunia 2024 dengan tema “Space dan Climate Change“. Prodi SAP berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam pelestarian lingkungan.